Selasa, 13 Oktober 2009

Khotbah Jum'at di Kampung Kakek

17 Syawal / 6 Oktober 2009 ( Selasa )( 5 )
Khotbah Jum’at di Kampung Kakek

Dua hari lagi Ramadhan berlalu, saya ke kampung kakek menyeberang sungai dan Menelusuri jalan setapak , di kiri kanan setapak masih tampak kebun-kebun berantakan bekas disapu banjir. Jalan setapakpun belum terlalu jelas membuat saya satu dua kali salah arah, kerongkonganpun terasa kering akibat terik matahari. Tapi semuanya tidak menyurutkan langkahku untuk jumatan di kampung kakek.
Masjid yang kutuju adalah masjid yang ikut dibangun oleh kakek buyutku di Desa Tandasura. Tiba di Masjid itu keadaan masih sepi, baru pak imam dan dua jamaah sehingga saya adalah jamaah keempat. Sehabis shalat tahiyatul masjid saya menyapa pak imam “ Assalamu Alaikum “ dan menyalaminya karena lama baru bertemu.
Setelah menunggu tiga puluh menit, azan pertamapun dikumandangkan dan seperti biasanya sebagai penghormatan kepada tamunya pak imam meminta saya untuk menyampaikan khutbah jum’at, dan saya menyanggupinya. Khutbah yang saya sampaikan adalah indahnya taqwa, sebagai buah dari saum ramadhan yang melahirkan manusia paripurna,dengan minimal empat tanda-tanda prilaku hidupnya, yakni sanggup berinfaq dalam keadaan lapang maupun sempit dalam bahasa keseharian kita adalah orang yang memiliki kecerdasan finansial. Kedua sanggup menahan amarah dalam pelatihan biasa disebut memiliki kecerdasan emosisional. Ketiga sanggup memberi maaf dalam ungkapan sufi disebut memiliki kecerdasan spirituil dan keempat gemar berbuat baik memiliki empati atau kecerdasan sosial.
Usai jum’atan saya bincang-bincang dengan pak desa, imam dan beberapa orang jamaah. Saya menyempatkan menitip support bahwa “ berat menjadi pemimpin, tapi balasan Allah bagi pemimpin adil adalah surga “, lalu sayapun pamit menuju rumah sepupu saya, dia petani tapi juga guru mengaji.
Dalam silaturrahmi itu saya katakan padanya “tidak apa mengajar ngaji dengan metode lama mengeja, seperti yang pak ade terapkan ini. Tapi saya ingin sumbang saran, agar Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) ini bersinergi dengan orang-orang di kampung dalam hal ilmu khususnya. Misalnya melibatkan guru matematika dan guru bahasa inggris atau siapa saja yang mumpuni untuk mengajarkannya kepada santri pak ade. Maka insya Allah TPA ini akan menghasilkan santri yang brilyan, dan karena itu TPA ini akan menjadi TPA Ples “. Kita harus memiliki visi dalam membangun ummat, insya Allah kita akan senantiasa mendapat tuntunan Allah SWT dalam bentuk ide-ide cemerlang dalam mewujudkan khaira ummat “ Ummat Terbaik “.
Alhamdulillah, betapa bermanfaatnya perjalanan jum’at terakhir dibulan Ramadhan ini
Selesai dari tugas da’wah yang satu pindah ke obyek da’wah yang lain. Selalu kurindukan hariku penuh manfaat.

@@@@@@@@@@@ By. Rahim, S.Ag


Target : 1. Karya akan menjadi sejarah monumental.
2. Kesiapan diri memberi masukan kepada pemimpin untuk sebuah perubahan
3. Silaturrahmi dan tukar fikiran dengan rekan kerja & orangtua murid
4. Beri pelayanan terbaik ( al : Hormati setiap tamu )